Walaupun namanya pengobatan alternatif, pengobatan ini sering menjadi
pilihan pertama para penderita kanker, terutama yang sudah stadium
lanjut atau takut dioperasi. Ragamnya sangat banyak, dari minum ramuan,
pijat, tusuk jarum, doa, tenaga dalam, sampai yang bersifat
supranatural.
Pada mulanya kalangan kedokteran
bersikap sangat sinis dan menganggap pengobatan alternatif tidak bisa
dipertanggungjawabkan karena tidak didukung riset medis yang memadai.
Tetapi semakin banyaknya fakta-fakta keberhasilan membuat mereka tergoda
untuk melakukan riset.
Hasilnya? Semakin lama semakin banyak teknik pengobatan alternatif yang diakui, bahkan digunakan para dokter sebagai terapi komplementer untuk mendapatkan tingkat kesembuhan yang lebih baik.
Hasilnya? Semakin lama semakin banyak teknik pengobatan alternatif yang diakui, bahkan digunakan para dokter sebagai terapi komplementer untuk mendapatkan tingkat kesembuhan yang lebih baik.
Ada puluhan, bahkan ratusan teknik pengobatan
alternatif. Tiap negara, tiap daerah, bahkan tiap komunitas punya teknik
sendiri. Secara umum, pengobatan alternatif dapat dibagi menjadi
beberapa golongan besar:
Ramuan Tradisional
Pada umumnya
bersifat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah dan melawan sel
kanker, tetapi ada juga yang bisa membunuh sel kanker secara langsung,
atau mencegah penyebaran kanker.
Di Indonesia dikenal beragam
bahan tradisional untuk pengobatan kanker, misalnya mahkota dewa,
mengkudu, buah merah, kunir putih, sambungnyawa, tapak dara, bawang
putih, benalu teh, dan sebagainya. Ada yang sudah dikemas baik dalam
bentuk kapsul, tablet, maupun sirup, ada yang masih dalam bentuk bahan
segar/kering yang harus direbus dulu.
Satu hal yang harus Anda
ingat sebelum mengkonsumsi ramuan tradisional adalah, tidak semua bahan
cocok untuk semua jenis kanker. Kunir putih misalnya, ternyata cocok
untuk kanker mulut, kerongkongan, usus, payudara, kulit, tetapi belum
terbukti cocok untuk kanker jenis lain. Sedang produk berbahan dasar
kedelai cocok untuk kanker payudara, kanker prostat, usus besar, maupun
paru-paru.
Lingkungan di mana tanaman bahan ramuan itu hidup dan
cara perawatannya juga berpengaruh cukup besar pada tingkat
efektivitasnya. Contohnya bawang putih yang tumbuh di lereng gunung
Rinjani, Lombok, diketahui lebih efektif untuk pengobatan kanker
dibanding bawang putih dari daerah lain, karena mengandung selenium yang
lebih tinggi.
Jadi Anda tidak bisa sembarangan, asal menuruti
kata orang. Cari tahu bahan alami apa yang paling cocok untuk kanker
Anda, atau lebih baik datanglah kepada ahlinya atau ke klinik obat
tradisional di rumah sakit-rumah sakit terkemuka, dan mintalah ramuan
yang paling tepat untuk Anda. Minumlah secara rutin menurut dosis dan
dalam jangka waktu yang disarankan. Jangan lupa mengkonsultasikan
jadwalnya dengan dokter Anda, agar efeknya tidak bertabrakan dengan efek
obat medis Anda.
Pengobatan Secara Fisik
Termasuk dalam
pengobatan secara fisik ini adalah pijat tradisional, pijat refleksi,
akupunktur, akupressur, tenaga dalam, terapi oksigen hiperbarik, kop,
dan sejenisnya. Secara medis belum terbukti pengobatan ini menyembuhkan
kanker secara langsung, tetapi diakui bisa mengurangi rasa sakit,
menimbulkan rasa nyaman, menghilangkan stres, dan meningkatkan kualitas
hidup/kebugaran, sehingga penderita lebih siap menjalani pengobatan
medis.
Tidak hanya klinik-klinik kecil yang menyediakan pengobatan
ini, kini rumah sakit-rumah sakit besar juga banyak yang melakukannya,
dengan pengawasan dokter ahli yang belajar secara khusus.
Pengobatan Psikis
Menurut
penganut pengobatan ini, penyakit timbul akibat terganggunya
keseimbangan tubuh, jiwa, pikiran, dan kehidupan spiritual seseorang.
Karenanya pengobatan ini bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan itu,
yang pada gilirannya akan membuat organ-organ tubuh bekerja normal, dan
memulihkan kesehatannya.
Contoh pengobatan yang bersifat terapi
psikis ini adalah meditasi, yoga, doa/dzikir, hipnotis, olah napas,
terapi musik, aromaterapi, ayurveda, dan sebagainya. Kegiatan ini
diyakini dapat memperkuat mental, mengurangi stres dan kecemasan,
menumbuhkan sikap positif, dan memperkuat kemauan hidup. Juga dapat
mengurangi efek samping pengobatan, meningkatkan efektivitas pengobatan
medis, dan mempercepat penyembuhan.
Berbagai agama di dunia
memiliki kepercayaan masing-masing mengenai mukjizat penyembuhan
illahiah. Penganut Islam umpamanya, percaya bahwa shalat tahajjud, doa,
dan dzikir dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang secara medis
dianggap tak tersembuhkan. Penganut Kristen, Katolik, Hindu, dan
agama-agama lain memiliki keyakinannya masing-masing. Demikian juga
penganut aliran kepercayaan, bahkan komunitas-komunitas kecil di
kampung-kampung.
Sementara nalar manusia belum mampu menerangkan
terjadinya mukjizat ini, sebagian orang mencoba mengilmiahkannya dengan
berteori bahwa ketenangan jiwa dan kondisi spiritual yang sehatlah yang
meningkatkan kesehatan fisik secara umum.
Diet dan Nutrisi
Diet
dan nutrisi berperan penting dalam upaya mencegah dan menghambat
pertumbuhan kanker. Pola makan yang salah (kurang serat, terlalu banyak
lemak, komposisi tidak seimbang, banyak mengandung
pewarna/pengawet/perasa buatan, atau cara memasak yang salah) merupakan
salah satu pemicu penyakit kanker. Maka satu-satunya cara untuk
memperbaikinya adalah mengubah pola makan yang salah menjadi pola makan
yang sehat.
Di sisi lain, zat-zat gizi makanan dan minuman dapat
juga dimanfaatkan untuk melawan kanker dengan berbagai cara. Ada yang
bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh, ada yang menetralisir
efek buruk zat-zat pemicu kanker, ada yang mencegah mutasi gen, ada yang
bisa memperbaiki kembali gen-gen yang rusak, ada yang bisa mencegah
terjadinya metastase (penyebaran sel kanker), bahkan ada juga yang
memicu sel kanker untuk melakukan bunuh diri (apoptosis).
Karena
itu, mengatur diet dan nutrisi secara tepat merupakan satu hal yang
harus dilakukan bersama-sama dengan upaya pengobatan kanker lainnya.
Tanyakan kepada dokter atau ahli nutrisi mengenai makanan apa yang harus
Anda hindari atau sebaliknya harus Anda konsumsi untuk mendukung
pengobatan kanker Anda.
Vitamin, Mineral, Makanan Suplemen
Masih
banyak lagi ragam pengobatan alternatif untuk kanker, khususnya yang
diproduksi oleh pabrik-pabrik farmasi dan dipasarkan sebagai vitamin
atau makanan suplemen. Di Indonesia kita mengenal produk-produk lebah
seperti madu, royal jelly, propolis; juga sirip ikan hiu, minyak ikan,
chlorella, teh hijau, ginseng, dan sebagainya yang diklaim bisa
menyembuhkan kanker. Demikian juga vitamin A dan beta karoten, vitamin
B, C, E, K yang berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah pembentukan
dan penyebaran sel kanker.
Lain-lain
Klinik-klinik
pengobatan kanker juga memiliki beragam teknik pengobatan lain yang
belum sepenuhnya diterima kalangan medis, misal kemoterapi herbal, infus
T-cell (berasal dari thymus sapi) yang dikatakan bisa membunuh
sel-sel kanker, penggunaan obat-obat tertentu untuk membersihkan tubuh
dari racun dan logam berat sumber radikal bebas, dan sebagainya.
Sementara
itu di berbagai daerah terdapat berbagai teknik pengobatan supranatural
yang tampak tidak masuk akal, tetapi toh banyak yang mencoba. Misal
mendiagnosa penyakit lewat seekor ayam, memindahkan penyakit kepada
binatang/telur/kayu/buah, dan banyak lagi lainnya.
Sekalipun
dokter agak skeptis terhadap berbagai jenis pengobatan alternatif itu,
tidak ada salahnya Anda mencoba. Dokter berpegang pada teknik pengobatan
(barat) yang sudah teruji secara klinis, sedang berbagai pengobatan
alternatif pada umumnya berasal dari pengobatan tradisional (timur) yang
digunakan dan terbukti efektif secara turun-temurun, tetapi banyak yang
belum diuji secara klinis. Keputusannya tetap di tangan Anda. Toh tidak
sedikit obat-obat tradisional yang setelah diuji secara klinis kemudian
diadopsi menjadi obat-obat medis modern, seperti obat kemoterapi vincristine dan vinblastine, yang diambil dari ekstrak daun tapak dara.
Akan
lebih maksimal hasilnya kalau pengobatan alternatif yang Anda pilih
dilaksanakan bersama-sama dengan pengobatan medis, sehingga bisa saling
mendukung. Yang penting Anda harus berpegang pada 4 Tepat dan 1 Waspada:
tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat penderita, serta waspada
terhadap efek samping. Dan sudah pasti, selalu berkonsultasilah dengan
dokter Anda.
0 komentar:
Post a Comment