Tuesday, March 12, 2013

Kiat Sehat Daging Kornet



Suka makan daging kornet (corned beef) ? Kornet merupakan produk olahan daging yang nilai gizinya cukup baik serta mudah dan cepat dalam pengolahannya, sehingga disuka banyak orang. Kata corned (Inggris) berarti diawetkan dengan garam. Sedangkan corned beef berarti daging sapi yang diawetkan dengan menambahkan garam kemudian dikemas dalam kaleng. Di Indonesia kata corned beef diterjemahkan sebagai daging kornet.
 
Daging kornet dibuat karena daging segar memiliki banyak kelemahan dalam hal penyimpanan maupun kepraktisan. Daging segar harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku, dan tidak praktis bila digunakan pada kegiatan diluar rumah seperti piknik atau camping. Sedangkan daging kornet yang dikemas dalam kaleng dapat disimpan pada suhu kamar dan tahan sekitar dua tahun. Tentu saja corned beef sangat praktis dalam penyajian, misalnya dicampur perkedel, telur dadar atau mie rebus.

Daging kornet yang ada di pasaran umumnya dijual dalam bentuk kaleng. Kemasan kaleng mempunyai kelebihan, karena lebih tahan terhadap gas, uap air, debu, kotoran da jasad renik.

Memilih daging kornet

Memilih daging kornet yang baik harus hati-hati dan cermat, yakni agar kita terhindar dari mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah rusak. Nah, berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin memilih daging kornet yang baik.

1.       Flat Sour. Flat sour adalah kondisi dimana isi corned beef dalam kaleng rasanya asam karena adanya aktifitas mikroba tanpa memproduksi gas, kemudian isi membusuk. Bila terjadi flat sour kaleng kemasan tetap datar dan tidak mengembung, namun isinya menjadi asam. Penyebab flat sour adalah aktifitas spora bakteri tahan panas yang tidak mati selama proses sterilisasi.

2.       Swells. Swells adalah kondisi kaleng kemasan yang mengembung karena terbentuknya gas di dalam wadah karena adanya pertumbuhan dan aktifitas mikroba. Gas tersebut kemudian meningkatkan tekanan dalam kaleng, sehingga kaleng menjadi menggembung. Penyebab swells adalah pengisian daging kornet yang terlalu penuh sehingga tidak ada ruang kosong dalam kaleng. Biasanya bagian kaleng yang menggembung adalah bagian tutup dan dasar kaleng.

3.       Stack burn. Stack burn adalah kerusakan isi kaleng karena pendinginan yang kurang sempurna, misalnya kaleng yang belum dingin sudah langsung disimpan. Akibatnya isi produk menjadi lunak, warnanya gelap, dan biasanya tidak bisa dikonsumsi lagi.

4.       Kaleng bocor. Kaleng kemasan yang bocor bisa disebabkan oleh sambungan kaleng yang kurang sempurna, atau kaleng tertusuk oleh benda kuat dan tajam. Kaleng yang bocor bisa menyebabkan berkembangnya mikroba dan menimbulkan bau tak sedap.

5.       Kaleng penyok. Kaleng penyok bisa disebabkan adanya benturan keras selama proses penyimpanan, dan distribusi barang. Kaleng yang penyok bisa menimbulkan lubang-lubang kecil yang menjadi pintu masuk mikroba pembusuk.

6.       Kaleng berkarat. Kaleng yang berkarat merupakan tanda bahwa produk tersebut sudah lama lama diproduksi (atau bahkan expired) atau disimpan di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat yang lembab.

Sebagai konsumen kita berhak mendapatkan daging kornet yang terbaik. Karena itu kita harus hati-hati dengan tidak memilih daging kornet tersebut bila kemasannya sudah rusak atau tidak wajar.

Menyimpan daging kornet

Menyimpan daging kornet kalengan harus dilakukan pada suhu yang cukup rendah, misalnya pada suhu kamar normal dengan kelembaban rendah. Yang paling baik adalah bila daging kornet kalengan disimpan di lemari pendingin.

Hindari menyimpan daging kornet kalengan pada ruang yang suhunya cukup tinggi atau terkena cahaya matahari secara langsung. Sebab, hal itu dapat menyebabkan mikroba tahan panas akan aktif kembali dan merusak produk kornet.

Cara kita menyimpan daging kornet akan berpengaruh pada kualitas kornet dalam kaleng. Untuk mencegah kerusakan dan pembusukan, penyimpanan kornet dalam kaleng sebaiknya pada ruang bersuhu rendah (dibawah 10 °C). Selain itu simpan produk kornet pada kelembaban rendah untuk mencegah munculnya karat pada bagian luar kaleng serta mencegah jamur. Jauhkan kornet kalengan dari cahaya matahari secara langsung.

Akhirnya, sebelum memilih daging kornet, baca dengan teliti dan cermat label pada kemasan kalengnya. Termasuk informasi kapan produk kornet tersebut sebaiknya digunakan (expired date). 

Di sarankan untuk tidak terlalu sering memakan daging kornet karena kandungan garam dan pengawetnya untuk menjaga kesehatan.

0 komentar:

Post a Comment