Body Mass Index (BMI) atau dalam
bahasa Indonesia disebut Index Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran
“berat terhadap tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan
orang dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight
(kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara
menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m²).
Nilai BMI dipengaruhi oleh usia namun sama pada kedua jenis kelamin. Nilai BMI dapat tidak sesuai pada derajat kegemukan dari populasi yang berbeda, dalam hubungannya dengan perbedaan proporsi tubuh. Sebagai contoh, ada orang Amerika dan orang Asia yang memiliki nilai BMI yang sama. Namun dilihat dari kenyataan, orang Asia tersebut memiliki proporsi massa lemak yang lebih banyak dari pada massa otot dibandingkan dengan orang Amerika. Analogi lain, mana yang lebih berat ‘lemak 40kg + otot 10kg’ atau ‘lemak 20kg + otot 30kg’ ? Sama saja kan?
Lalu apa gunanya mengetahui nilai BMI?
Dengan mengetahui nilai BMI maka kita dapat mengetahui apakah kita masuk dalam kategori kurang berat badan, normal, atau kelebihan berat badan dan obesitas (kegemukan). Resiko penyakit yang berhubungan dengan derajat kegemukan seperti penyakit jantung, kencing manis bahkan stroke dapat dilihat dari nilai BMI. Sederhananya, BMI adalah alarm peringatan bagi kesehatan anda!Memang, lebih mudah mendiagnosis obesitas ketimbang memperbaikinya. Namun mengingat mempertahankan berat badan yang sehat mampu mengurangi resiko penyakit jantung 35-55% maka ini adalah target yang penting.
Infografi berikut menunjukkan hubungan antara BMI dengan umur . Silahkan di klik untuk memperbesar gambar
sumber: powerfullinfographic.com
Kesimpulannya, semakin tinggi angka BMI, maka resiko berumur pendek semakin besar.
Waspadalah
0 komentar:
Post a Comment