Thursday, October 10, 2013

Mengenal MRI ( Magnetic Resonance Imaging )


Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah metode diagnostik dengan pemindaian yang menggunakan pemaparan medan magnet dan frekuensi radio gelombang elektromagnetik pada atom-atom hidrogen di dalam tubuh.

MRI adalah teknologi yang relatif baru dan masih terus dikembangkan. Teknologi ini pertama kali ditunjukkan pada tes sampel tabung kecil di tahun 1975 oleh ahli radiologi AS Paul Lauterbur. Dia menggunakan teknik proyeksi yang mirip dengan yang digunakan dalam computed tomography. Pada tahun 1977, fisikawan Inggris Peter Mansfield mengembangkan teknik pencitraan echo-planar yang beberapa tahun kemudian dapat menghasilkan gambar berkualitas video.


Terobosan-terobosan tersebut memungkinkan dibuatnya mesin MRI yang handal, yang mulai memasuki pasar pada tahun 1980-an. Atas kepeloporan mereka, Paul Lauterbur dan Peter Mansfield dianugerahi hadiah Nobel di bidang kedokteran pada tahun 2003.

Bagaimana pemindaian dilakukan?

Seperti halnya dengan CT scan, MRI scan umumnya memerlukan Anda untuk berbaring di dalam sebuah tabung besar yang berbentuk seperti donat (meskipun ada juga mesin MRI terbuka yang tanpa tabung). MRI scanner kemudian memancarkan medan magnet berkekuatan puluhan ribu kali magnet bumi ke bagian tubuh Anda yang dipelajari.

Tubuh Anda hampir seluruhnya terdiri dari atom-atom hidrogen. Setiap atom hidrogen memiliki proton di intinya yang berputar seperti gasing pada sumbunya. Putaran ini menghasilkan magnet yang sangat lemah. Dalam kondisi normal, setiap proton hidrogen memiliki kutub magnet dengan arah berbeda-beda (random). Ketika dihadapkan pada medan magnet MRI yang sangat kuat, kutub-kutub magnet proton hidrogen menjadi selaras, seperti pasir besi yang berbaris rapi ketika didekati batang magnet. Setelah medan magnet MRI dimatikan, kutub-kutub atom secara bertahap akan kehilangan keselarasan dan kembali ke posisi semula.

 Ketika berpindah ke posisi semula inilah mereka akan mengirimkan sinyal frekuensi radio yang dapat ditangkap oleh mesin MRI dan diubah dengan komputer khusus menjadi gambar. Variasi lokasi dan kekuatan sinyal akan memberikan detil gambar yang berbeda. Misalnya, karakteristik gelombang radio yang dihasilkan oleh tulang berbeda dengan darah, dll. Semakin banyak jumlah air dalam jaringan tubuh, semakin tinggi kandungan atom hidrogennya, semakin cerah pula hasilnya pada gambar MRI.

Lama pemindaian MRI bervariasi, tergantung pada kondisi dan bagian tubuh yang dipelajari. Secara umum, MRI membutuhkan sekitar 20 sampai 30 menit (lebih lama dari rata-rata pemindaian dengan CT). MRI scanner menghasilkan kebisingan yang cukup keras sehingga Anda perlu memakai penyumbat telinga atau headphone untuk menurunkan suara ke tingkat yang dapat ditoleransi.

MRI cocok untuk semua orang, termasuk ibu hamil dan anak-anak. Namun, MRI mungkin bukan pilihan bagi Anda yang menggunakan perangkat elektronik atau logam di tubuh seperti alat pacu jantung, defibrillator, implan koklea, pompa insulin, katup jantung buatan, dll. Medan magnet yang kuat dapat membuat alat tersebut rusak. Sebaliknya, gerakan alat-alat tersebut dalam medan magnet juga dapat merusak mesin MRI yang sangat mahal.

Persiapan MRI

Sebelum pemindaian, Anda harus melepaskan semua perhiasan dan benda logam lainnya seperti kacamata, gigi palsu dan kawat gigi, jepit rambut dan alat bantu dengar. Kartu kredit, kartu ATM dan kartu elektronik lain juga harus disingkirkan karena bisa rusak oleh medan magnet. Bila Anda memiliki fobia terhadap ruangan yang sempit dan tertutup (agorafobia/klaustrofobia), Anda mungkin perlu obat penenang.

Pemeriksaan MRI tertentu memerlukan penyuntikan agen kontras khusus (paramagnetik) ke pembuluh darah atau sendi. Agen kontras ini berfungsi untuk memperjelas perubahan patologis di dalam bagian tubuh yang dipelajari. Agen kontras untuk MRI tidak mengandung yodium (iodine) dan tidak memiliki kesamaan kimiawi dengan agen kontras untuk CT scan atau rontgen biasa.

Kegunaan MRI

Pemindaian dengan MRI menghasilkan informasi yang rinci mengenai konfigurasi, struktur dan komposisi bagian tubuh yang dipelajari. Hal tersebut sangat membantu ahli radiologi untuk memberikan penafsiran yang akurat sehingga dokter dapat memberikan pananganan yang tepat.

MRI dapat digunakan pada semua bagian tubuh dan sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi neurologis, gangguan otot dan sendi, tumor, dan kelainan pada jantung dan pembuluh darah. Kelainan pada sistem saraf pusat pada umumnya dapat diidentifikasi lebih baik dengan MRI dibandingkan dengan computed tomography. Karena tidak memiliki bahaya radiasi, MRI merupakan pilihan untuk pemeriksaan pada bayi baru lahir yang masih rentan. Kemampuan untuk mengambil gambar tidak hanya secara horizontal tetapi juga dari berbagai sudut dan arah memungkinkan MRI untuk melihat tumor panggul dan kelainan panggul lainnya dengan lebih jelas.

MRI sangat akurat terutama untuk pemindaian pada jaringan lunak (soft tissue) seperti otak, sumsum tulang belakang, kelenjar susu, otot, tendon, ligamen dan struktur tulang rawan. Pada organ dengan kadar air rendah seperti tulang dan paru-paru, MRI memberikan hasil yang kurang bagus. Untuk pemeriksaan di bagian tersebut, rontgen biasa dan computed tomography memberikan hasil yang lebih baik daripada MRI. MRI seringkali digunakan sebagai alternatif atau pelengkap ketika teknik-teknik diagnostik lainnya tidak memberikan informasi yang cukup handal.

Jenis khusus MRI yang disebut functional magnetic resonance imaging (fMRI) dapat menunjukkan kerja otak secara langsung. Setiap kali Anda memegang atau melihat sesuatu, wilayah otak tertentu akan aktif.  Penggunaan fMRI sangat penting untuk mengetahui fungsi otak apa yang terpengaruh oleh tumor, pembedahan, stroke, dan lainnya.

Efek samping

MRI tidak menggunakan sinar X yang berpotensi bahaya sehingga dapat diulang sesering yang diperlukan tanpa menimbulkan risiko. Tidak ada efek samping MRI yang berbahaya. Penggunaan bahan kontras pada sebagian kecil orang dapat menyebabkan reaksi alergi, namun sangat jarang yang menyebabkan komplikasi berbahaya.

SUMBER

0 komentar:

Post a Comment