Bismillah..
Ayat Al-Qur’an diturunkan pertamakali pada bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah SAW sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain.
Imam
Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain
berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan
tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan
yang berkah. Buatlah
target untuk diri anda sendiri. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca
Al-Qur’an dalam sebulan, maka misalnya di bulan Ramadhan kita bisa memasang
target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz
atau surat tertentu. Hal ini bisa juga dijadikan program unggulan bersama
keluarga.
Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya
mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
"Bacalah oleh kalian Al-Qur`an.
Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi
syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya." (HR. Muslim 804)
Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan
untuk membaca Al-Qur`an dengan bentuk perintah yang bersifat mutlak. Sehingga
membaca Al-Qur`an diperintahkan pada setiap waktu dan setiap kesempatan. Lebih
ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Nanti pada hari Kiamat, Allah subhanahu
wata’ala akan menjadikan pahala membaca Al-Qur`an sebagai sesuatu yang berdiri
sendiri, datang memberikan syafa’at dengan seizin Allah kepada orang yang rajin
membacanya.
Dari shahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata :
saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin
membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah
surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang
rajin membacanya." (HR. Muslim 805)
Pada hadits ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa surat
Al-Baqarah dan Ali ‘Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Namun
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mempersyaratkan dalam hadits ini dengan
dua hal, yaitu :
- Membaca Al-Qur`an, dan
- Beramal dengannya.
Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :
- Beramal dengannya.
Karena orang yang membaca Al-Qur`an ada dua type :
- Type orang yang membacanya namun tidak beramal dengannya, tidak mengimani berita-berita Al-Qur`an, tidak mengamalkan hukum-hukumnya. Sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membantah mereka.
- Type lainnya adalah orang-orang yang membacanya dan mengimani berita-berita Al-Qur`an, membenarkannya, dan mengamalkan hukum-hukumnya, ... sehingga Al-Qur`an menjadi hujjah yang membela mereka.
"Al-Qur`an itu bisa menjadi hujjah yang membelamu atau sebaliknya
menjadi hujjah yang membantahmu."[HR. Muslim]
Dari shahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya."
[Al-Bukhari 5027]
Orang yang terbaik adalah yang terkumpul padanya dua sifat tersebut, yaitu :
mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ia mempelajari Al-Qur`an dari
gurunya, kemudian ia mengajarkan Al-Qur`an tersebut kepada orang lain. Mempelajari
dan mengajarkannya di sini mencakup mempelajari dan mengajarkan lafazh-lafazh
Al-Qur`an; dan mencakup juga mempelajari dan mengajarkan makna-makna Al-Qur`an. Orang yang mahir membaca Al-Qur`an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya. Adapun orang yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka
baginya dua pahala : pertama, pahala tilawah, dan kedua, pahala atas kecapaian
dan kesulitan yang ia alami. Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah
Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan seorang
munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah :
tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit. Seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah,
yaitu buah yang aromanya wangi dan rasanya enak. Karena seorang mu`min itu
jiwanya bagus, qalbunya juga baik, dan ia bisa memberikan kebaikan kepada orang
lain. Duduk bersamanya terdapat kebaikan. Maka seorang mu`min yang rajin
membaca Al-Qur`an adalah baik seluruhnya, baik pada dzatnya dan baik untuk
orang lain. Dia seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi dan harum, rasanya pun
enak dan lezat. Adapun seorang mu’min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah kurma.
Rasanya enak namun tidak memiliki aroma yang wangi dan harum. Jadi seorang
mu’min yang rajin membaca Al-Qur`an jauh lebih utama dibanding yang tidak
membaca Al-Qur`an. Tidak membaca Al-Qur`an artinya tidak mengerti bagaimana
membaca Al-Qur`an, dan tidak pula berupaya untuk mempelajarinya.
Inilah jenis-jenis manusia terkait dengan Al-Qur`an. Maka hendaknya engkau
berusaha agar menjadi orang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an dengan
sebenar-benar bacaan, sehingga engkau seperti buah Al-Atrujah, aromanya wangi,
rasanya pun enak.
0 komentar:
Post a Comment