“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al
Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam
kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin RABB-nya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.”
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang bangun saat Lailatul
Qadar lalu pas melihatnya, lalu sabda Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa Salam :
Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridho ALLOH Subhaanahu wa Ta'ala
maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Muslim, IV/147, hadits no.
1269).
Kita tidak perlu mengambil Asumsi sendiri
dengan kapan malam lailatull itu datang, tapi percayalah bahwasannya dengan
iman yang kuat, memiliki keyakinan dan Istiqomah untuk menghidupkan disetiap
malam ramadhan, Namun, jika mengacu kepada Hadist HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878
Dari Aisyah ra :
“Adalah Nabi SAW mencari Laylatul Qadar pada
malam-malam witir di 10 hari terakhir.” (HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878)
kemudian juga pada hadist kedua HR Bukhari,VII/147, hadits no. 1880 dengan rowi
yang sama.
Dari Abdullah bin Unais ra, bersabda Nabi SAW :
“Aku melihat Laylatul Qadar lalu aku dibuat
lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Shubuhnya aku sujud di tanah yang
basah, lalu kata AbduLLAAH: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka
Nabi SAW shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau SAW pulang dan nampak bekas
air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka
AbduLLAAH bin Unais berkata tanggal 23 itulah Laylatul Qadar.” (HR
Muslim, VI/80, hadits no. 1997)
Kemudian acuan ketiganya adalah hadist yang
berbunyi:
Berkata Ubay bin Ka’ab ra : “Demi ALLAH yg
Tiada Ilah kecuali DIA, sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan,
aku berani bersumpah tentang itu dan demi ALLAH aku tahu kapan malam itu,
yaitu malam yang kita diperintah Nabi SAW untuk menghidupkannya yaitu
malam 27 dan tanda-tandanya adalah Matahari bersinar di pagi harinya dengan
cahaya putih tapi tidak menyilaukan.” (HR Muslim, IV/150, hadits no. 1272)
Bersabda Nabi SAW : “Lailatul Qadar itu pada
malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih
banyak dari jumlah batu kerikil.”
(HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545; juga
Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)
Intinya, hendaknya Istiqomah untuk menghidupkan
malamnya, sebab siangnya dalam bulan ramadhan, tidurnya saja telah memiliki
Ibadah, sebaliknya malamnya adalah untuk menghidupkannya. adalah merupakan
rahasia Allah kapan Pastinya malam itu tiba, hanya yang diutamakan pada malam2
yang ganjil.
Dari Abu Hurairah ra Nabi SAW bersabda :
“Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan
mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan
barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridho ALLAH SWT
maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
(HR Bukhari, VI/468, hadits no. 1768).
Pahala yang dijanjikan tetap akan didapatkan
bagi orang yang beribadah di dalamnya walaupun dia tidak mengetahui kalau malam
itu adalah Lailatul Qadr. Ini adalah pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul
Arabi, dan sekelompok ulama lainnya.
Yang kuat adalah pendapat yang kedua dan ini
yang dikuatkan oleh Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin. Karena Nabi hanya bersabda,
“Barangsiapa yang melakukan qiyamullail pada Lailatul Qadr karena iman dan
mengharapkan pahala maka akan diampuni semua dosanya yang telah lalu.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Jadi syaratnya hanya iman dan mengharapkan
pahala, beliau tidak mempersyaratkan orang itu harus tahu bahwa malam itu
adalah Lailatul Qadr.
[Lihat Al-Fath no. 2022, Subulus Salam: 4/192,
dan Asy-Syarhul Mumti’: 6/497]
0 komentar:
Post a Comment