Saat
ini peredaran alkohol terbilang cukup bebas di masyarakat, padahal
alkohol bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh. Hal ini yang membuat
peredaran alkohol sebaiknya dilarang.
Pemerintah
melalui Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1997 mengatur adanya tiga
golongan minuman keras, yakni golongan A dengan kandungan alkohol 0-5
persen, B dengan alkohol 5-20 persen dan C dengan kandungan alkohol
20-55 persen. Hanya miras golongan A yang boleh beredar di masyarakat.
Namun
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 mencatat sebanyak 2,5 juta
penduduk dunia meninggal akibat alkohol dan sekitar 9 persen dari
kematian itu terjadi pada orang muda berusia 15-29 tahun.
Secara
umum seseorang minum alkohol dengan berbagai alasan, misalnya menjaga
hubungan baik dengan relasi, untuk menghangatkan badan saat musim dingin
atau hujan, membuat rileks dan melupakan beban masalah yang
dihadapinya.
“Buat
sebagian anak muda, alkohol sebagai pelarian karena frustasi menghadapi
masalah sehari-hari dan berharap bisa melupakan beban hidup sesaat,
padahalsifatnya semu belaka,” ujar Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB
sebagai dosen dan Spesialis Penyakit Dalam dari FKUI, seperti dikutip
dari tulisan yang diterima detikHealth, Sabtu (14/1/2012).
Dr
Ari menuturkan dampak buruk dari penggunaan alkohol akan mengenai
berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, saluran pencernaan
(mulut sampai usus besar), hati atau liver, pankreas, otot, tulang dan
sistem reproduksi.
“Penggunaan
alkohol yang berlebihan dalam waktu singkat akan menyebabkan terjadinya
keracunan alkohol (intoksikasi alkohol) dan menyebabkan kematian,” ujar
Dr Ari.
Keracunan
alkohol terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi berada diambang
batas toleransi sehingga menyebabkan terjadinya gangguan baik fisik
maupun mental seperti mabuk. Orang yang mabuk tidak sadar apa yang
dilakukannya, disorientasi, bingung dan lupa.
Selain
itu alkohol juga menyebabkan adiksi atau ketagihan sehingga
penggunaannya semakin hari semakin banyak yang dikonsumsi, walaupun ia
sudah toleransi tapi efek samping kronisnya tetap terjadi.
“Efek
kronis dari pengguna alkohol biasanya mudah ditemukan kelainan di
lambungnya. Alkohol akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran
pencernaan yang membantu erosi sampai tukak usus yang selanjutnya bisa
berubah menjadi sel ganas (kanker),” ungkapnya.
Peminum
alkohol juga akan mengalami peradangan kronis yang berlanjut jadi
penciutan hati (sirosis) yang dapat menimbulkan komplikasi lanjutan
sepertu pembengkakan perut dan perdarahan pada saluran cernanya.
“Informasi
mengenai konsumsi alkohol dosis kecil bisa berdampak baik bagi
kesehatan ternyata masih menjadi kontroversi, karena meski sedikit tetap
membawa efek samping,” ungkapnya.
Konsumsi
alkohol juga tidak boleh dibarengi dengan obat tertentu yang memiliki
efek samping mengantuk seperti antihistamin atau antialergi seperti
kombinasi obat batuk, pilek. Hal ini karena efek penenang dari alkohol
akan bertambah berat.
“Penggunaan
alkohol lebih banyak dampak buruknya dibanding manfaatnya, sehingga
upaya melarang penggunaan alkohol di masyarakat luas harus dilakukan
melalui berbagai peraturan,” ujar dr Ari. (detikHealth.com, 14/1/2012)
Islam sendiri telah menjelaskan betapa dampak negatif minuman keras lebih banyak daripada positifnya.
Mmm, lebih baik minum air putih ya sahabat Wahida
SUMBER
0 komentar:
Post a Comment